Mantan Bendahara Desa Semunai Arnis Febriana Seorang Buronan Kasus Korupsi Berhasil Diamankan Satgas SIRI

Berita57 Dilihat

Rekayasanews.com |Jakarta – Tim Intelijen Kejaksaan Agung (Satgas SIRI) Bersama dengan Tim Kejaksaan Negeri Medan berhasil mengamankan buronan yang masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) asal Kejaksaan Negeri Bengkalis, Bertempat di Desa Pengajahan Hulu, Kecamatan Bintang Bayu, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, sekitar pukul 19.40 Wib.

Hal ini dijelaskan Kepala Pusat penerangan hukum kejaksaan agung Dr. Harli Siregar, S.H., M.Hum, Senin (29/7/2024).

Katanya, Identitas Terpidana yang diamankan, yaitu:

Nama : Arnis Febriana

Tempat lahir : Huta Durian

Usia/Tanggal lahir : 33 Tahun/18 Februari 1991

Jenis kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Pekerjaan : Bendahara pada Kantor Desa Semunai Tahun 2012 s/d 2016

Alamat : Jl. Lintas Duri RT 001/001, Desa Semunai. Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau

Pengamanan tersebut dilaksanakan berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor: 41/Pid.Sus-TPK/2016/PNPBR tanggal 27 November 2016 yang menyatakan Terdakwa Arnis Febrian telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan menjatuhkan pidana kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama 2 tahun 8 bulan dan denda sejumlah Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar dengan pidana kurungan selama 2 bulan. terang Kapuspenkum.

Saat diamankan kata Kapuspenkum meneruskan, Terpidana Arnis Febrian bersikap kooperatif sehingga proses pengamanannya berjalan dengan lancar. Selanjutnya, DPO dibawa ke Kejaksaan Tinggi Sumatera untuk diserahterimakan kepada Tim Jaksa Eksekutor Kejaksaan Negeri Bengkalis.

Melalui program Tabur Kejaksaan, Jaksa Agung meminta jajarannya untuk memonitor dan segera menangkap buronan yang masih berkeliaran, guna dilakukan eksekusi demi kepastian hukum. Jaksa Agung mengimbau kepada seluruh buronan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejaksaan RI, untuk segera menyerahkan diri dan mempertanggung-jawabkan perbuatannya karena tidak ada tempat bersembunyi yang aman. Tutup Kapuspenkum (Hermanto)